Langsung ke konten utama

SAAT TERAKHIR BERSAMAMU


Sinopsis

Angel memiliki kisah cinta yang indah bersama pria bernama Popo, sayang kisah itu berakhir dengan sebuah pilihan berat yang di ambil Angel meninggalkan Popo dengan tanpa pesan apapun. Ketika ia sadar itu adalah kesalahan ia mencoba kembali tapi Popo sudah memiliki kekasih lain yang hanya bisa membuat Angel gigit jari menahan rasa sakit akibat perbuatannya. ia tidak pergi dengan sengaja dari hidup Popo dan berjalannya waktu muncul Joey dalam hidupnya.

pria aneh itu berhasil membuat rasa sakit hati angel menjadi rasa senang akibat sifatnya yang aneh. Angel menyadari takdirnya akan kehidupan tidaklah panjang dan itu menjadi alasan ia meninggalkan Popo. ketika Popo kembali padanya ia hanya memilih pilihan untuk pergi dari Joey, kejadian itu berulang dan ia hanya bisa berpikir mana yang terbaik diantara keduanya.

pria yang aneh menghiasi harinya dari rasa sakit takdir buruknya atau pria yang mencintainya dengan sepenuh hati. pilihan yang berat



Di dalam hidupku ada dua titik yang tak pernah aku ingin lupakan, titik dimana aku akan mendapatkan sebuah pilihan kelabu yang membuat aku hanya bisa merasa sedih dan senang.

Namaku Angel, hidup baik-baik saja bahkan sangat baik hingga aku mendapatkan seseorang yang berarti dalam hidupku. Dia hadir dan memberikan sepenuhnya kisah cinta yang menghiasi hatiku, ia juga memberikan kisah hidupnya sebagai pelajaran penting yang tak akan pernah kulupakan. Pertemuan kami sangat singkat, kami bertemu dimana saat itu aku membenci sebuah olahraga yang paling mendunia di dunia ini sepakbola.

Dalam hidupku sepabola bagaikan sebuah neraka, pengalaman itu terjadi karena aku melihat sekumpulan penggemar sepakbola yang bersikap anarkis dan nyaris membuat aku menjadi korbannya. Maka sejak itu aku katakan dalam hatiku “ ini adalah olahraga paling menjijikan yang pernah aku lihat”. Sepertinya aku mendapatkan karma dari ucapanku, suatu ketika aku berjalan di taman sebagai SPG susu untuk beberapa anak-anak yang hendak berolahraga.

Saat sedang menawarkan susu kepada seorang ibu yang sedang santai, sebuah bola sepak menerjang ntah dari mana tepat di kepalaku. Bisa dibayangkan bertapa sakitnya kepalaku, tiba-tiba orang yang merasa bersalah itu muncul padaku. Dengan tersenyum ia hanya berkata “ Maaf”, ia bahkan tidak melihat bertapa hancurnya gelas susu yang tumpah ke bajuku karena ulahnya. Ia pergi begitu saja meninggalkanku, aku marah.

Kulemparkan susu cair yang tumpah itu ke tubuhnya. Ia menolehku dan kembali dengan wajah emosi.

“ Maksud lo apa dengan ini?”

“ Maksud lo apa dengan ini?” menunjukkan baju dan kepalaku yang sakit.

“ gua kan uda minta maaf, kurang?”

Aku tertawa dan berkata” Yauda, gua juga minta maaf cukup apa kurang”

Ia tampak tidak senang lalu meninggalkan aku sambil berkata

“ Baru jadi SPG aja uda sombong” ledekknya

Aku tidak menjawab dan ia pergi. Hatiku hanya berkata “ memangnya ada yang salah dengan jadi SPG?”

Hidupku tidak akan lepas dari lokasi itu untuk beberapa hari, aku akan selalu mengingat muka pria itu karena ia sering bermain bola setiap sore di lapangan sepakbola itu. Hingga sebuah hujan besar membuat aku berlari untuk berteduh, aku terdiam. Kuperhatikan pria itu dan beberapa pemain sedang asyik bermain bola. Dengan wajah bosan aku pun meliahat itu sebagai tontonan.

Cuaca dingin yang tidak kusadari membuat tubuhku menggigil dan hidungku menjadi mimisan. Dan darah itu seolah membuat pakaian putihku menjadi merah. Terlebih beberapa dari mereka sudah selesai bermain dan melewatiku. Dengan rasa malu aku menutupi hidungku tapi darah itu terus mengalir dan aku menjadi panik. Pria itu dan beberapa temannya berhenti dan memperhatikanku, aku menundukkan wajahku. Tiba-tiba pria itu berjalan dekatku, ia menarikku tanpa alasan yang jelas. Kami masuk ke sebuah ruangan istirahat dan ganti pakaian mereka.

“ kenapa sih?” tanyaku dan pria itu sibuk mencari handuk dan beberapa obat medis seadaanya.

“ loe kanapa? Kok mimisan..?”

“ gua alergi dingin, jadi kayak gini. Uda biasa kok..” ujarku dan ia memberikan aku handuk.

“ Pake ini.. gua kompres air dingin buat lo tunggu..!”

Aku mengambil handuk itu dan hanya terdiam. Beberapa saat kemudian ia datang padaku dengan segumpal handuk es yang ia buat. “ Tiduran aja sambil kompres es ini di kening loe?” ujarnya. Aku tampak ragu dan ia menyakinanku.” Tenang aja disini ga ada yang masuk selain gua, gua jagain di depan pintu dan ganti baju loe pake seragam bola yang gua kasih..!”. aku pun melakukan semua itu tanpa protes.

Siapa sangka sejak saat itu kami menjadi orang yang dekat, pandanganku terhadap bola menjadi berubah. Kami lewatin banyak hal dengan kebersamaan dan ia mengatakan cintanya padaku hanya untuk terakhir, kami begitu bahagia hingga banyal hal yang kami telah persiapan untuk cinta kami yang agung. Aku sadar saat ini dia sedang membangun hidupnya dan ia merasa sepakbola akan menjadi impiannya yang dapat membahagiakanku.

Aku tidak mengelak untuk menerima apapun yang bisa ia lakukan walau aku sadar bahkan gajiku akan lebih besar darinya. Banyak hal yang kami lalui pahit, manit dan susah aku ikuti walau kami hanya sepasang kekasih yang sedang mengikat janji. Hingga aku mulai menyadari mengapa diriku sering merasakan hal yang tidak pernah aku pikirkan tentang apa yang terjadi pada tubuhku, aku bersedih dengan sebuah kalimat yang dituturkan oleh seorang dokter padaku.

“ Nona Angel anda mengindap kanker leukimia?” ujarnya

“ Apa anda punya saudara atau orang tua?” tanya dokter.

“ Tidak..!”

“ Lalu siapa yang anda miliki?”

“ Seorang kekasih yang mencintai saya dengan setulus hati bernama Popo”

“ Sebaiknya anda mempersiapkan diri untuk mengatakan ini kepada kekasih anda!”

“ Akan saya pikirkan dokter.. apakah saya akan mati karena penyakit ini?” hatiku gundah

“ Hanya Tuhan yang tau..!”

Aku bersedih dan pulang ke rumahku, Popo muncul dengan sebuah senyum dan ia memberikan aku sebuah cicin yang ia katakan sebagai bentuk kasih yang akan mengikat kami selamanya. Aku tersenyum dan berkata “ Terima kasih telah mencintai aku dengan hati dan hidup kamu”. Hari itu aku berpikir tentang impian kami yang begitu banyak dan aku menjadi malu untuk tidak bisa memberikan apa yang bisa kulakukan untuk menjalankan semua itu. aku menangis dan tak bisa mengambil satu keputusan yang baik untuk semau ini hingga akhirnya satu keputusan yang pahit. Saat Popo terbangun dari tidurnya ia membaca sebuah surat tangan yang kutulis dengan cincin pemberianya yang manis.

“ Aku tidak akan mau menikah dengan kamu dengan keadaan kamu yang tidak pasti, hidupku sudah berat sejak kecil. Aku tidak bisa bayangkan akan hidup berat dengan seorang kamu yang tidak punya kepastian hanya karena seorang atlit. Maaf kita berakhir saja!”

Popo membaca itu dengan tangis dan berlari keluar rumah berteriak namaku dan aku dapat melihat itu dari balik tembok yang menyembunyikanku dan kukatakan dalam hatiku

“ Maafkan aku sayang, inilah yang terbaik untuk kita.”

***

Satu bulan berlalu aku mencoba bertahan menutupi rasa rinduku dengan hanya beristirahat. Aku bosan dan akhirnya aku berpikir keputusanku untuk berpisah adalah sebuah kesalahan dan aku pun memutuskan untuk kembali pada Popo, tentunya dengan pengakuan sejujurnya keadaan tubuhku. Ketika pintu rumahnya kuketuk aku terkejut, seorang wanita cantik muncul dan ia menyapaku dengan senyuman

“ Mencari siapa ya..?”

“ Saya mencari pemilik rumah.. !”

“ Pemilik rumah ini sedang pergi. Mungkin ada pesan?”

“ Oo..” ucapku dengan suara kecil.

Wanita cantik itu tersenyum hendak menutup pintu seperti ingin mengusirku

“ Maaf. Kalau boleh tau anda siapa?”

“ Saya pacar dari pemilik rumah itu..!”

Hatiku hancur seketika, dengan cepat ia bisa melupakan diriku bersama wanita lain. Aku berjalan tampak gontai dan berat, saat aku berbalik dari kejauhan kulihat Popo pulang kerumah dengan sambutan wanita itu yang begitu mesra. Sejak saat itu aku sadar dia telah menjadi milik orang lain, aku mendapatkan dua hadiah baru dari Tuhan atas semua dosa-dosaku. Rasa sakit karena Leukimia dan rasa sakit karena cinta, dua rasa yang menjadikanku sebagai orang paling malang di dunia.

Ketika aku terduduk di sebuah kursi menikmati segelas jus orange, seorang pria tanpa dosa duduk disampingku. Ia seperti sebuah takdir yang tak kuharapkan, wajahnya biasa saja. Matanya setengah katup ketika terdiam dan giginya berkawat seperti anak bodoh. Ia duduk dan memperhatikan aku, lalu memesan jus. Aku jadi bertanya-tanya siapa orang ini.

“ Hello.. apakah kamu tidak salah tempat duduk disini?”

Ia cuek dan menikmati keadaanya sendiri.

“ Hello.. aku bicara dengan kamu?” ujarku ulang

“ Emangnya ada yang salah kalau gua duduk disini, ini kan tempat umum. Emang di meja ini tertulis nama loe, emang tanah ini milik loe, emang tempat lapak jus ini punya loe?”ujarnya panjang dan tampak mengarang membuatku terdiam tanpa bicara

Tak ingin berurusan dengan pria ini aku pun pergi dan memberikan meja itu. ketika aku berjalan dia kembali mengikutiku, aku merasa seperti orang itu sakit jiwa. Aku takut dan terus berlari dan ia terus mengikuti hingga aku menjadi emosi mendekati pria itu

“ Mau loe apa sih, ngapain sih loe ikutin gua?”

“ Hello ada yang salah gua jalan disini. Ini kan tempat umum. Emangnya di sini tertulis nama loe. Emang ini tanah loe, emang ini jalanan punya loe?” ucapan yang sama dan panjang lebar tapi intinya sama

“ Iya disini atas nama gua, emang kenapa?”

Ia melentangkan tangannya. “ Mana bukti dan surat-suratnya?”

Aku seperti ingin mati lebih cepat saja dekat dengan orang ini.

“ Uda ah.. lo sakit jiwa ya..!”

Kutinggalkan pria itu dan terus berjalan , akhirnya aku lega ketika ia menghilang dari wajahku. Ini adalah pengalaman aneh dan takdir yang tak pernah aku bayangkan. Bahkan karena pria itu aku seperti melupakan rasa sakit hatiku oleh Popo. Tapi rasa hilang karena kesedihan itu hanya sesaat, saat aku kembali terdiam seorang diri, aku menangis kembali. Itu terjadi saat aku beristirahat sambil menunggu buswaya yang akan mengantarkanku pulang. sebuah suara muncul ditelingaku.

“ Sepertinya yang sakit jiwa itu loe deh, nangis ga jelas ditempat umum?”

Aku menoleh dan terkejut hingga ingin muntah melihat pria itu kembali

“ Uh……. Ngapain sih lo ada disini lagi.. enek tau ga gua sama loe?”

Jawaban yang sama terulang

“ Emang ada yang salah gua disini.ini kan tempat umum. Emangnya disini ada tertulis nama loe. Emang ini tanah loe dan emang ini busway punya loe?” ujarnya sempurna

“ Ya ya ya.. ini tempat umum dan silakan nikmati tempat ini tanpa perlu bicara dengan gua, bisa kan?”

“ Wanita yang aneh..” ledekknya padaku.

Busway datang dan aku langsung mencoba mencari tempat duduk kosong. Ntah mengapa ia memilih untuk duduk disampingku, aku sadar bila aku tanyakan maka jawaban ke empat yang sama akan muncul dari mulutnya yang tebal. Celakanya hidungku mimisan tanpa diundang, aku menjadi panik. Tamu ini sangat membuatku malu terlebih di tempat seperti ini.

Aku menutupi darah itu dengan tisue, pria itu memperhatikanku dengan aneh. Aku melotot padanya menunjukkan tidak kesenanganku.

“ Kok mimisan, punya penyakit berbahaya ga. Ini kan tempat umum. Ini busway bukan punya loe dan ini kursi bukan punya loe. Kok loe mimisan?”

Aku hanya mengeleng-gelengkan kepalaku. Ingin sekali kubunuh dia andai saja ada pisau di tasku. Saat hidungku membaik aku memutuskan untuk mencuri perhentian busway selanjutnya sebelum aku mati keki karena orang ini. Aku berjalan keluar dan ia mengikutiku, untung saja aku tau dan aku pun berbalik masuk ketika ia keluar dan ia tidak akan sempat masuk ke busway kerena padatnya orang yang ingin masuk. Aku tersenyum lebar di balik kaca busway melepas kebahagiaan didepannya ketika ia menatapku.

“ Dasar sakit jiwa?” ujarku.

***

Aku tidak ingin menghabiskan sisa hidupku tanpa berbuat sesuatu hingga akhirnya kuputuskan untuk berkerja di sebuah yayasan amal untuk menjadi guru bagi beberapa penduduk miskin yang ingin belajar dengan gratis. Itu kulakukan juga karena tak ingin membuat hatiku sedih karena kehilangan cinta seorang Popo, laki laki yang kukatakan dalam hatiku sebagai pria sempurna yang tak akan pernah ada gantinya. Ketika aku menginjakkan kakiku di kelas dan aku melihat jelas aku mendapatkan seoarang pasangan yang tak asing sebagai partnerku.

Pria aneh yang membuatku marah dan ternyata ia bernama Joey. Sungguh tragis dan itu mungkin neraka yang akan membuatku mati lebih cepat, tapi aku tidak bisa lari dari keadaan ketika beberapa murid melihatku dengan penuh antusias, rasanya terlalu kejam membiarkan mereka tidak menjadi apa-apa hanya karena rasa egois hatiku terhadap pria ini. kami bersalaman secara formal da tidak ada keanehan seperti kemarin dan aku pikir ia sudah lupa siapa aku, itu lebih baik.

Yayasan mengadakan makan bersama dan pria itu ditempatkan disampingku. Aku melihat ia hanya makan nasi dan tempe tanpa lauk yang lain. Aku pun bertanya untuk membuktikan keakraban kami.

“ Kok makannya Cuma itu, ga makan yang lain kan ada menu yang enak?”

Ia menatapku tajam seperti mengingat sesuatu

“ Ya gapapa , gua suka aja dengan menu ini. Ada yang salah?” ujarnya dan aku sadar pria ini tidak berubah atau bersandiwara seperti pertama kali aku kenal dia. Ini sifat aslinya sangat aneh.

“ Oh gapapa. Mungkin makan itu emang lebih enak. Banyak kok yang vegetarian, mungkin loe emang cocok !”

“ lah, gua emang vegetarian..” ujarnya

“ Oh ya.. kenapa mau jadi vegetarian..!”

Dia menatapku tajam dan terdiam cukup lama dengan anehnya membuat aku seperti terlihat nafsu sekali bicara dengannya.

“ Biar ditanya aja?” jawabnya

“ Ya ampun. Jadi loe vegetarian Cuma untuk ditanya..?”

“ Iya keren kan..”

Aku hanya tertawa kecil. Ia manusia aneh yang baru pertama kali kutemuin.

Ia bukan hanya aneh tapi ia adalah orang yang telah membuatku merasa diriku yang sebenarnya. Ia hadir dalam sebuah takdir yang tak kuharapkan. Ketika aku sedih aku selalu memilih bicara dengannya. Hingga perjalanan kebersamaan kami cukup lama, aku mungkin jatuh cinta padanya. Tapi aku tidak mengerti mengapa harus cinta bila aku lebih melihat dia sebagai sosok sahabat untuk mengisi kekosongan hatiku.

Sifatnya yang bak autis dan melihat dunia itu miliknya juga teratur mengajarkan aku tentang sebuah kesadaran bahwa ia bisa bahagia dengan caranya sendiri. Sedangkan aku harus bahagia dengan menutupi kesedihan di hatiku, setiap saat aku mencoba untuk kembali ke Popo setiap saat itu pula aku hanya merasakan sakit hati karena setiap itupula aku melihat wanita lain di hatinya.

Umurku semakin pendek, aku ingin meninggalkan dunia dengan baik dan permintaanku cukup sederhana. Aku hanya ingin tau kenapa aku meninggalkan Popo dikala itu, aku memberanikan diriku untuk menemuinya dan kami bicara secara empat mata. Popo menatapku dengan sebuah wajah yang tampak emosi dan hendak ingin membunuhku. Lalu aku jelaskan keadaanku, perlahan wajahnya mengendur dan simpati. Ia patut tau tentang penyakitku dan itu lebih baik.

Aku tidak mengharapkan cintanya kembali, aku hanya mengharapkan ia tau yang sebenarnya sehingga aku tidak membawa rahasia ini sampai mati. Tpai aku beruntung ia memutuskan dan memberikan aku kesempatan untuk kembali padanya. Aku tidak berpikir apa aku akan kembali, tapi mengapa terasa tidak adil ketika aku sedang berkerja dan bersama Joey. Melihatnya seolah aku tanpa sadar menyatakan ada kematian di wajahnya.

“ Joey aku punya dua pilihan untuk kamu bisakah kamu memilih dengan serius?”

“ Perlu sekali aku jawab?” tanyanya seperti biasa belagu

“ Ya.. “

“ Ok katakan..?”

“ Gua mau tau, lo lebih suka dikenang apa mengenang!”

“ Simple sih jawabannya tergantung takdir.. kalau lo mati dulu gua yang mengenang loe.kalau gua mati ya loe mengenang gua..!”

Aku terkejut dan inilah jawaban yang membuatku semakin sadar hidupku akan berakhir. Aku beruntung di sisa akhir hidupku ada orang yang kusayangin disampingku. Aku berjanji dalam hatiku bila aku pergi aku tidak ingin Joey tau keadanku. Biarkan dia mengenangku terus agar itu lebih baik daripada aku mengenangnya, mungkin di liang kuburku nanti aku tidak perlu mati dengan wajah BT karenanya.

Aku pergi setelah beberapa saat kemudian. Dan Joey hanya mendapatkan sebuah surat yang kutinggalkan padanya dan itu diberikan oleh Popo untuknya

Tulisan terakhirku.

“ Kenanglah apa yang bisa kamu kenang tentang aku. tapi jangan kau hapus senangnya dan biarkan itu menjadi lambang takdir yang tidak pernah kita harapkan untul bertemu”

Joey dengan santai terduduk dan berkata dalam hatinya lebih dalam

“ aku tau tentang kamu lebih dari apapun Angel. tentang penyakitmu. Dan aku pun sadar yang lakukan hanya dengan menunjukkan sisi bodohku untuk menutupi rasa sedihmu. Selamat jalan sahabat”



tamat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Instal Appserv 2.5.10 di Wndows 7

hehe untuk kali nhe , sya mw coba share cara instal appserv d windows seven, walau ini info lama , tp mdah2an bsa membantu agan2 ,,, langkah2 nha yaitu : download appserv 2.5.10 nya di APPSERVNETWORK jalankan appserv.exe nya. pada tampilan form berikut, pada server name isikan dengan "localhost" (tanpa tanda kutip) dan pada administration email address isikan dengan email anda misalnya lawlietsan1302@gmail.com pada form password , pada enter root password , isikan dengan "root" dan re password , isikan dengan root. setelah itu , pilih instal... tunggu hingga finis.. lalu coba anda buka localhost pada web browser.. setelah muncul tampilan, pilih maka akan muncul form autentikasi, isikan pada username/nama pengguna dengan "root" dan pada password dengan "root"... lalu tekan ok... ok, dan selesai,, selamat mencoba :)