

Hari ini aku memulai kelasku disebuah sekolah yang boleh dikatakan tempat anak-anak pintar berkumpul. Aku cukup beruntung menjadi 18 orang yang dipastikan memasuki sekolah internasional di angkatan tahun ke dua ini. Dan itupun aku masuk pada saat semester ke dua sehingga rasanya sulit bagiku untuk beradaptasi. Ayahku adalah seorang pegawai negeri sipil, ia ingin aku mendapatkan tempat di perguruan tinggi. Sehingga jaminan bersekolah disini adalah garansi untuk menuju tiket perguruan tinggi negeri.
Ketika memasuki sekolah, yang aku rasakan Cuma satu. Sekolah ini terkesan asing dan sepi, murid-murid disini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar di kelas setiap jam istirahat. Hari pertamaku disana seperti sebuah keheningan, 8 cowok dan 7 cewek dikelasku selalu terdiam dengan pandangan sinis padaku. Aku rasa mereka meragukan kepintaranku, bahkan aku sendiri ragu apakah aku layak bersekolah disini. Sekolah dengan nilai ujian tertinggi di kotaku.
Aku mendapatkan kursi paling di baris belakang, hari ini pelajaran penuh dengan kejenuhan. Aku bahkan nyaris tertidur ketika guru bahasaku berceramah tentang puisi di jaman penjajahan dahulu. Rasanya ingin aku keluar saja dari kelas ini.tiba-tiba seorang gadis berjalan perlahan padaku disaat jam pelajaran dimulai, tampaknya guru bahasa Indonesiaku tidak memperhatikan gerak geriknya karena pintu kelas kami berada di belakang papan tulis.
Hanya aku yang memperhatikannya, karena mungkin semua murid tampak focus. Ia tersenyum padaku sambil memainkan jari telunjuknya bertanda untuk tetap diam. Dia duduk dibelakang sama sepertiku, rasanya 2 hari aku sekolah disini. Dia adalah murid pertama yang berani masuk terlambat pada pelajaran pertama. Aku terus memperhatikan wajahnya yang cantik, dia sepertinya sadar.Jarak antara kamu hanya 80cm untuk bisa saling melirik. Kemudian ia menulis di sebuah tulisan kertas kosong.
“ NAMA KAMU SIAPA? KOK SENYUM AJA..”
Aku hanya tersenyum, rasanya ide yang menarik untuk menuliskan kata kata untuk bicara di kertas. Aku membalas.
“ JOEY.. NAMA KAMU”
“ ANGEL”
“ KOK KAMU TERLAMBAT?”
“ BIASA MACET DI JALAN, UNTUNG GURUNYA KUTU BUKU, KALAU GA BAHAYA DEH..”
“ IYA NEH GURUNYA KUTU BUKU, AMPE PEGEL AKU LIATIN DIA..”
Kami saling tertawa hingga tak sadar tawaku terlalu besar dan terdengar oleh guru bahasa indonesiaku yang berjenis kelamin pria dan berkepala pelontos itu. Tiba-tiba saja dia sudah ada didepanku, lalu menarik kertas yang kutulis.Sambil berkata kencang..
“ KELUAR KAMU..”
Alah, nasibku memang sial, Angel tampak tersenyum kecil. Aku pun keluar dari kelas dengan semua mata yang terlihat aneh melihatku. Mereka pikir aku ini anak baru penuh tingkah, tapi aku tidak peduli. Yang ingin aku sekolah disini bukan mauku, tapi kemauan ayahku. Aku pun hanya bisa pasrah berdiri didepan kelas. Tiba tiba Angel muncul lagi, aku terkejut. Ia tersenyum padaku. Tanpa bicara ia menarik tanganku.
Kami saling berlari menuju atap sekolah kami yang hanya berlantai tiga, dan aku terhenti dengan nafas kelelahan. Gadis ini larinya sungguh cepat, bahkan ia tidak kelelahan sama sekali.
“ Cape,, kamu juga diusir ya..?” tanyaku
“ Nggak, aku bosan . jadi ikut keluar juga..”
“ Oh ya. Lari kamu cepat banget ya.. aku ampe loyo gini..!”
“ Hehehe .. coba liat lapangan itu..” gadis itu menunjuk lapangan sekolah kami yang memiliki stadium atletik kecil.
“ Kenapa..” ujarku melihat dari atas sekolah kami.
“ Aku selalu berlari disana setiap hari sebanyak 10 kali..”
“ Loh.. kenapa mesti gitu..!”
“ Soalnya aku selalu terlambat sekolah, jadi hukumanya ya gitu hahahaha!”
Dan satu hal yang aku tangkap dari gadis ini. ia begitu riang dan penuh canda. Dan untuk pertama kalinya aku tersenyum di sekolah ini. dan semua itu oleh seorang gadis bernama Angel.
“ Hm.. kenapa mesti ke sini. Emang ga ada tempat yang lebih bagus dari atap yang panas gini..”
“ Kamu tau.. terkadang matahari itu panas bukan berarti mau dia, kita patut bersyukur. Karena kita bisa hidup sampai sekarang karena ada matahari.. kalau ga ada, mungkin aku tidak akan pernah berjodoh sama kamu..!”
“ Oh ya.. kamu ternyata pintar sekali.. aku ga heran anak-anak disini pasti sepintar kamu..”
“ Aku rasa kamu juga pintar, kalau ga pintar. Maka tidak akan disini.. benar kan..!”
“ Ceritanya panjang. Tapi intinya, aku hanya bisa sekolah disini karena ayahku juga. Aku tidak suka pindah sekolah. Pindah cari teman. Karena aku ga pandai bergaul..!”
“ Oh. Begitu. Tenang saja. Kamu sudah punya teman sekarang..!”
“ ??..”
“ Sini.. coba ikutin aku.. berani ga kamu..”
Angel berdiri diatas garis batas tembok pengaman gedung. Aku sempat panik melihatnya.
“ Ayo naik.. gapapa. “
Rasanya malu bila aku laki-laki tidak berani naik. Akhirnya aku mencoba naik dengan perasaan cemas. Ketika kamu sejajar ia memegangku perlahan sambil berkata “ Jangan takut, jaga keseimbangan kamu”
Dan ketika aku mulai terbiasa.
“ Memangnya ada apa disini.. kamu ga takut, ini tinggi banget loh..!”
“ coba kamu pejamkan mata kamu.. lalu buka perlahan-lahan ketika aku suruh!”
Entah mengapa aku mengikuti semua yang ia katakan. Perlahan mataku terbuka dan hembusan angin bertiup di setiap sudut tubuhku. “ Bukalah matamu?” ujar Angel.
Astaga.. aku tak percaya, aku melihat matahari, langit dan sesuatu yang tak pernah aku bayangkan. Sebuah hutan kecil yang terdapat di sekolah kami.
“ Ini keajaiban Tuhan, kita tidak akan pernah tau apa yang bisa kita lihat kalau kita tidak berada diatas setinggi ini. karena yang kita lihat terkadang hanya dari bawah. sama seperti ketika kita melihat orang lain. Kita hanya melihat dia dari tampilan luarnya. Dan itu belum tentu cerminan dari dalam hatinya”
Siapa gadis ini, sastarawankah? Penulis puisikah?.Aku tidak percaya kata-katanya membiusku untuk merasa nyaman.
“ Terima kasih ya.. kamu memang berbeda dari yang lainnya, abis ini pelajaran bahasa mengambar, kamu ikut?”
“ Hm.. aku mau ada urusan dulu, kamu masuk saja.. ntar kalau sempat aku nyusul ya..!”
Dan dia menghilang begitu saja dariku. Tapi mungkin karena dia memang tidak mengambil keseniaan, sekolah kami memperbolehkan siswanya untuk mengambil dua mata pelajaran yang dipilih. Antara kesenian dan olahraga. Dan aku rasa dia suka olahraga, larinya cepat dan kuat.
Malam tiba.
Tiba-tiba sebuah sms masuk ke hendponeku.
“ LAGI NGAPAIN, GIMANA PELAJARAN GAMBARNYA..”
Aku menjadi heran,lalu membalas
“ INI SIAPA?”
“ ANGEL. LUPA YA.. HEHEHE”
“ HEI, KAMU KOK BISA ADA NOMOR AKU.. AKU PIKIR SIAPA. PELAJARAN GAMBARNYA MEMBOSANKAN. TIDAK ADA KAMU!”
“ DASAR GENIT. NOMOR SIAPAPUN BISA AKU DAPATKAN KALAU AKU MAU. “
“ MEMANGNYA KAMU JIN YA. HEHEHE.. KALAU GITU AKU BISA DONG MINTA 3 PERMINTAAN”
“ BOLEH.. KENAPA TIDAK? APA PERMINTAAN KAMU”
“ NANTI AKU PIKIRKAN..”
“ KALAU BEGITU AKU TUNGGU YA. SELAMAT MALAM.”
Sms itu terakhir darinya. Gadis yang penuh misterius. Dan tidurku pun menjadi nyenyak untuk mempersiapkan hari esok.
Aku pergi ke sekolah dengan penuh keceriaan kebanding di hari lalu.Tiba-tiba aku melewati satu lorong yang penuh dengan koleksi angkatan sekolah ini. aku menjadi penasaran melihat foto Angel diantara barisan teman-temannya. Dan aku pun mencari dia di kelasku.
Dia tampak cantik. Foto ini diambil saat semester tahun lalu. Aku tertawa sendiri dan tidak sabar lagi untuk bertemu dengannya. Tiba tiba, Paulina murid kelasku muncul.
“ Ngapain..”
“ Oh.. nggak kok.. lagi iseng aja.. “
“ Gimana sekolah disini. Uda bisa adapatasi.” Tanya Paulina
“ Lumayan. Tadinya aku pikir aku ga akan dapat teman disini. Ternyata ada juga..!”
“ Pada dasarnya sekolah ini banyak kok yang suka berteman, mungkin kamu coba aja gabung dengan teman-teman disini untuk ikut extrakurikuler.”
Ketika asyik bicara dengannya. Tiba tiba aku melihat Angel melewati kami, dia tersenyum padaku. Aku memotong pembicaraan.
“ Ngomong-ngomong, aku pergi dulu ya.. ntar ketemu di kelas!”
“ Mau kemana..” tanya Shinta
“ Mau pergi sama temanku,. Nama kamu siapa sorry lupa..!”
“ Shinta.. “
“ Ok..see you..!”
Shinta memperhatikan aku dengan aneh. Aku pun berteriak “ Tunggu..” dan kelihat senyum Angel yang sepertinya menungguku. Shinta hanya tersenyum lalu mengeleng-gelengkan kepalanya. Angel tampak terburu-buru berlari. Dan tiba-tiba ia terhenti.
“ Angel. Tunggu dong. Lari melulu. Suka amet olahraga.. !”
“ Hehehe. Pemanasan sebelumpelajaran olahraga dong. !”
“ Makasih ya uda mau SMS aku ..”
“ Biasa aja kali.. kamu kelas apa nanti!”
“ Aku ada kelas mengambar.. kamu?”
“ Aku sih ada kelas basket. Tapi males sih, abis ini ada pelajaran juga. !”
“ Ngomong-ngomong kamu kok sering bolos kelas sih. Apa gapapa, terhadap nilai sekolah kamu.”
Angel tersenyum padaku.
“ Aku kasih tau kamu rahasia ya.. mau?”
“ apa.. mau dong..”
Dia berbisik padaku.”Aku tidak perlu belajar untuk mengejar cita-citaku, karena aku sudah cukup bahagia dengan berlari aku bisa jadi juara dan mendapatkan prestasi.. jadi sekolah ini tidak akan peduli kalau nilaiku jelek. Asal aku berprestasi.. mereka akan bangga!!”
“ Oh.. gitu.. enak ya. Andai saja aku berbakat olahraga..!”
“ Loh semau orang berbakat lagi. Lagi ngapain sih kamu ambil gambar..!”
“ Aku suka gambar.. suka banget.. berharap nanti jadi pelukis terkenal hahaha!”
“ Sebelum aku lihat gambar kamu. Aku bilang mimpi kali ya hahaha!”
Kami berpisah saat itu, Angel sudah harus bersiap-siap untuk latihan pagi, aku menyadari satu hal. Bahwa aku dan Angel itu sama. kami masuk kesini karena bakat kami, bukan karena kepintaran kami. Aku memang suka menggambar dan itulah mengapa aku katakan masuk ke sini bukan mauku, karena aku tidak pintar. Namun aku berbakat, dan sekolah ini membutuhkan orang berbakat seperti aku.
***
Pelajaran melukis dimulai, aku terdiam melihat objek buah-buahan di depanku, semua murid tampak berkonsentrasi pada lukisan masing-masing. Shinta tampak disampingku, ia adalah satu-satunya orang yang menyadari bakatku. Ia banyak bertanya padaku, dan aku membantunya sebisaku. Tiba tiba Angel muncul disampingku. Aku terkejut melihatnya. Ia melihat lukisanku.
“ Wow. Kamu ternyata berbakat ya.. gambarnya seperti nyata.. !”
“ Masa sih..”
Tiba tiba Shinta menyeletuk.
“ Kalau aku kasih warna merah pada gambar semangka ini cocok ga, Joey?”
Bersamaan Angel ikut bertanya.
“ Gambar ini memikat, aku jadi pengen belajar, mau ajarin aku ga..?”
“ Boleh aja..”
Shinta memperhatikan aku, ia memoleskan warna merah pada semangka itu. Angel mengambil tempat kosong disebelahku. Ia tidak tau harus memulai dari mana, sedangkan Shinta mulai bertanya lagi.
“ Kalau aku campur hitam di semangka boleh ga?” Tanya Shinta
Angel juga ikut betanya.
“ Kalu aku gambar pake tanganku boleh ga.. kan ga perlu pake kuas.. takut jelek!”
“ Ga boleh lah, jadi jelek.”
Kembali Shinta menarik nafas panjang. Aku bicara tanpa memandangnya. Gambarku usai, Angel melompat kegilangan. Lalu mengajakku untuk pergi melihatnya.
“ Aku sudah liat bakat kamu. Sekarang kamu mau liat ga bakat aku..”
“ Mau..”
Tiba tiba ia menarik tangannku, Shinta tampak bingung.
“ Mau kemana?” ujar Shinta.
“ Keluar bentar..”
“ Tapi kan kamu janji mau ajarin aku gambar sampai usai..”
“ Nanti ya aku janji..”.
Aku meninggalkan Shinta yang mulai masem. Tapi aku tidak ingin Angel kecewa, kami tiba di lapangan sekolah kami yang luas.Angel menatapku dengan tajam.
“ Coba kamu hitung berapa lama aku bisa berlari di putaran lapangan ini.. kemarin aku berhasil 10 lapangan tanpa henti. Aku mau target 20, dan aku harap kamu dukung aku ya hehehe”
“ Pasti..”
“ Teriak aba aba saat aku siap lari”
“ Oke..”
1…2…3.. Go.
Angel memang luar biasa ia berlari secepat angin. Langkahnya begitu indah untuk dilihat, wajahnya selalu tersenyum, air keringat yang jatuh diwajahnya penuh dengan perjuangan.
“ Ayo.. Angel.. ayo Angel… ayo Angel “ teriakku
Shinta yang sudah keluar dari kelas melukis, bersama teman-temannya memandangku di lapangan dari jendela sekolah.
“ Gila kamu Shinta, suka sama orang aneh kayak gitu..”
“ kamu tau, yang aneh disekolah ini uda ga ada. Itu yang aku suka dari dia..” ujar Shinta singkat.
Mungkin aku paling aneh diantara satu sekolah. Karena itulah yang membuat Shinta suka padaku. Acaraku dan Angel pun berakhir. Aku harus kembali ke kelas, sedangkan Angel terus berlatih, aku masih sempat mengintipnya dari jendela untuk beberapa saat. Tapi ketika aku focus pada pelajaran, dia sudah tidak latian lagi.
Malam pun tiba.
Angel kembali mengirim SMS padaku.
“ LAGI NGAPAIN..SIBUK? ATAU UDA TIDUR”
Aku membalasnya saat sedang membaca komik
“ LAGI BACA KOMIK, GA SIBUK KENAPA?”
“ KALAU GA SIBUK, AKU TUNGGU YA DIRUANG MELUKIS SEKOLAH KITA. SATU JAM DARI SEKARANG”
“ LOH.. EMANG KAMU DI SEKOLAH. INI KAN UDA MALAM”
“ YA, RUMAHKU TIDAK JAUH DARI SEKOLAH, KALAU AKU BOSAN. AKU SUKA MAIN KE SEKOLAH. KAMU GA PERNAH TAU KAN GIMANA SEKOLAH KITA KALAU MALAM”
“ MAU SIH.. KALAU GITU AKU DATANG DEH.”
Beberapa saat kemudian aku tiba di sekolah, Angel sudah menungguku di gerbang sekolah. Ia megajariku melompati gerbang dan memasuki ruangan melukis.
“ sorry ya, malam-malam bikin kamu kesini..”
“ Gapapa kok.. aku juga ga bisa tidur..”
“ Hm.. sama aku juga ga bisa tidur.. “
“ Jadi apa istimewanya sekolah ini kalau malam hari.”
“ Hari ini aku ulang tahun.. itu istimewanya..!”
“ astaga.. maaf aku tidak tau.. selamat ulang tahun ya.. aku ga ada kado lagi.. besok aku kasih ya..”
“ Hm.. aku mau kadonya sekarang boleh ga..”
“ Boleh…”
Angel tampak mempersilakan aku duduk di kursi dan kertas lukisan didepanku.
“ Lukis wajahku dan buat aku secantik mungkin hehehe,”
“ Wow.. benar neh.. !”
“ Iya.. kalau gitu.. aku pasti bikin kamu cantik”
Aku mengatur posisi tempat duduk untuknya. Wajahnya yang cantik dengan rambut jatuh ke pundaknya begitu memukau. Rasanya aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tidak bisa mengatakan itu padanya, aku mencoba focus untuk menggambar wajahnya. Dan beberapa saat kemudian lukisan itu terjadi.
“ Angel selamat ulang tahun ya.. ini lukisan persembahan dari aku”
Ia memadang wajahnya di lukisan. Tiba-tiba air matanya terjatuh.
“ Loh kenapa nangis..emang aku ada salah ya..!”
“ Aku Cuma terharu.. ini untuk pertama kalinya aku melihat wajahku sendiri..”
“ Hehe.. aneh ya.. emangnya kamu ga pernah bercermin ya..”
“ Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali aku bercermin..”
“ Dirumah kamu ga ada cermin ya..”
“ Aku takut melihat wajahku di cermin. Ga tau kenapa aku takut.. “
Tiba-tiba kami terdiam. Angel menatap wajahku, demikian pula aku. Tanpa sadar aku mencium bibirnya.
Kami menikmati saat itu.dan tersipu malu usai semua berlalu.
“ Maaf ya..lukisan ini aku bingkai ya.. ntar aku kasih ke kamu besok..!”
“ Iya.. kamu ingat SMS kamu dulu, aku bilang aku akan penuhin 3 permintaan kamu?”
Aku terdiam dan berusaha mengingat
“ Ah ya.. aku ingat.. kamu benar-benar mau kasih aku 3 permintaan”
“ Iya.. aku penuhi ..”
“
Aku berpikir sejenak untuk itu. lalu mengajaknya keluar dari sekolah.
“ Permintaan pertamaku. Temenin aku makan malam ini..”
“ Astaga.. gampang banget sih permintaan kamu. Ga ada yang lain.. “
“ Makan sama kamu itu uda membuat aku bahagia kok.. !”
“ Oke deh.. aku penuhi. Tentuin aja mau makan dimana!”
Aku pun mengajaknya makan di tempat yang kusuka pecel lele deket jalanan. Angel mungkin tidak pernah makan makanan seperti ini.
“ Mas pecel lele dua. Nasi dua dan tempe tahu dua..” teriakku pada pedagang itu
“ Banyak amet sih.. mang ga makan dua hari dua malam ya.”
“ Hahaha.. buat aja deh mas,..”
“ Sip..”
Aku baru tau satu hal kalau Angel seorang vegetarian sehingga ia tidak makan ikan yang kubelikan, Ia hanya menghabiksan jus jeruk dan tempe serta tahu yang dicampur dengan sedikit salad. Kami menikmati malam itu begitu indah. Malam sudah terlihat larut. Bulan purnama diatas kami seolah mengatakan padaku untuk menyatakan cintanya pada angel.
“ Angel.. aku punya permintaan kedua sekarang boleh..”
“ Apa tuh..”
“ Mungkin ini hanya perlu jawaban yang jujur. Kamu boleh tidak penuhi apa mauku. Janji!”
“ oke janji…”
“ Maukah kamu menjadi pacarku..”
Angel terdiam menatapku, matanya tampak memerah.Bibirnya tak dapat bergerak, aku mulai berpikir aku terlalu berlebihan.
“ Sorry.. angel.. ga usah jawab.. ini terlalu cepat ya..”
Tapi ia tidak bicara, ia hanya terdiam. Tidak bicara padaku, kemudian kamu berpisah malam itu.aku merasa bodoh sekali menyatakan cintaku padanya malam itu. dengan sedikit penuh bersalah aku mengirimkan SMS padanya.
“ TERIMA KASIH HAR INDAH INI, SELAMAT ULANG TAHUN SEKALI LAGI. JANGAN ANGGAP PERNYATAANKU TADI.. SELAMAT MALAM”
Dan malam itu pun kututup dengan sejuta kenangan.
Aku berhasil membingkai lukisan wajah Angel. Aku berminat membawanya ke sekolah hari ini untuk memberikan padanya. Ketika di kelas Shinta mendekatiku.
“ kamu sudah punya pacar ya..” pertanyaan itu padaku
“ hah.. kenapa ngomong gitu”
“ Gapapa. Aku Cuma mau tau. Apakah ada cewek lain yang kamu suka.,.”
“ Iya ada yang aku suka..”
“ Oke..” shinta menunduk tampak sedih.
Kemudian ia melihat kotak hadiahku yang berwarna ungu.
“ Apa itu..”
“ Bukan apa-apa.. “
Pembicaraan itu berakhir. Shinta tampak marah padaku. Ia selalu terlihat cemburut bila menatapku. Saat jam istirahat. Aku pun aku mencari Angel. Tapi sepertinya hari ini ia tidak ada di seluruh tepi sekolah. Mungkin ia bolos seperti biasanya pikirku, dan aku hanya bisa menantinya seperti biasa. Pergi dan datang sesuka hatinya. Tapi aku tidak pernah lupa untuk membawaku kadoku untuknya. Dan itu membuat aku menjadi ejekan seluruh teman sekelasku karena membawa kado setiap hari seolah anak idiot diantara mereka. Andai saja mereka tau, kado ini sangat istemewah untuk orang yang istmewah saat aku tunjukkan pada mereka. Mereka pasti terdiam.
Aku juga selalu mengirimkan SMS pada Angel setiap malam. Tapi ia tidak pernah membalas, parahnya nomor teleponnya tidak pernah aktif. Rasanya aku menjadi frustasi, gadis yang mulai aku cintai itu menghilang begitu saja. Apakah ia terluka oleh kata kataku, apakah dosa bila aku menyatakan cinta padanya. Ah.. sungguh rumit.
Hingga suatu malam saat aku tertidur dia mengirimakan SMS padaku.
“ AKU TIDAK BERDAYA BILA KAMU CINTA PADAKU, DEMIKIANLAH HATIKU TAK BERDAYA JATUH CINTA PADA KAMU. TAPI YANG TERBAIK BUAT KITA, HANYALAH SEBATAS INI SAJA”
Kata kata yang tidak kumengerti. Aku menyakini dia akan ada di sekolah pagi ini, aku pun sepagi mungkin datang ke sekolah. Dan meninggalkan kado dan tasku di kelas dan menuju atap sekolah. Biasanya pagi hari ia selalu menanti matahari dan aku menyakini dia ada disana. Tapi sayang, hari ini tetap sama. dia tidak pernah muncul.
Ketika aku kembali ke kelas. Semua murid berkumpul pada satu titik, dengan Shinta yang ada di tengahnya. Yang membuatku terkejut, ia membuka kadoku tanpa izin. Aku menjadi marah.
“ Kamu lancang banget sih buka kado aku..”
Shinta dan teman-teman menatapku dengan wajah penuh kebingungan. Dan aku melampas lukisan itu dari tangan mereka.
“ Joey.. dari mana kamu dapat lukisan itu?” Tanya Shinta.
“ Emang kenapa?”
Tiba tiba Shinta menarikku untuk keluar kelas. Semua murid tampak kebingungan, dan aku juga menjadi bingung. Aku begitu marah. Dan kini aku ingin melampiaskan kemarahanku pada Shinta.
“ ngapain sih kamu buka ini. apa hak kamu?”
“ Maaf Joey.. aku lancang . tapi.. aku jujur ingin katakan sama kamu..”
“ Apa..”’
“ Sejak kamu sekolah disini.. aku jatuh cinta sama kamu..”
“ Kalau kamu cinta sama aku. Buat apa kamu buka kado aku tanpa izin..!”
“ Maaf aku pikir kado itu kamu berikan ke aku, karena hari ini ulang tahunku. Dan aku pikir kamu membawa kado itu setiap hari untuk aku.. aku salah.. maaf!”
“ Mana mungkin.. kado ini untuk Angel..”
Tiba-tiba Shinta terdiam.
“ Angel.. kamu kenal Angel..”
“ Iya.. emang kenapa..”
“ Gapapa. Sejak kapan kamu kenal dia..”
“ Itu urusan aku dan dia. Untuk apa kamu tau.. Aku cinta sama dia. Dan tidak perlu kamu urusin ”
Tiba tiba aku melihat sosok Angel di belakang kami. Aku mulai takut ia mendengar semua pembicaraan kami.Ia berlari menghilang, danaku mengejarnya. Shinta berteriak padaku.
“ Untuk apa kamu mencintai orang yang sudah mati… untuk apa..?”
Teriakan itu menghentikan langkahku. Aku berbalik melihat Shinta yang tampak ketakutan berkata demikian. Dan aku tak peduli, aku mencoba mengejar Angel. Tapi jejaknya tidak pernah ada lagi.Aku terdiam di atap seperti biasanya. Tapi aku mendengar dan masih mengingat satu kata yang terucap dari mulut Shinta
“ UNTUK APA KAMU MENCINTAI ORANG YANG SUDAH MATI. UNTUK APA?”
Aku mulai teringat satu hal ketika memandang lukisan di tanganku dan mengingat pembicaraan kami saat itu. saat ia melihat hasil lukisannya.
“ Angel selamat ulang tahun ya.. ini lukisan persembahan dari aku”
Ia memadang wajahnya di lukisan. Tiba-tiba air matanya terjatuh.
“ Loh kenapa nangis..emang aku ada salah ya..!”
“ Aku Cuma terharu.. ini untuk pertama kalinya aku melihat wajahku sendiri..”
“ Hehe.. aneh ya.. emangnya kamu ga pernah bercermin ya..”
“ Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali aku bercermin..”
“ Dirumah kamu ga ada cermin ya..”
“ Aku takut melihat wajahku di cermin. Ga tau kenapa aku takut.. “
Saat itu aku menyadari satu hal, ruangan lukisan itu penuh cermin yang memantulkan kami. Tanpa aku sadari angel tidak terlihat di cermin.Aku tersadar,
“ Angel.. astaga..”
Aku berlari ke ruangan lorong kenangan sekolah kami. Berjalan kembali melihat foto kenangan Angel. Terdiam menatapnya. Timbul satu pertanyaan dariku, mengapa Angel bisa berada dalam bingkai foto itu? aku menuju ruang akedemis. Berbicara dengan sekretaris sekolah.
“ Bu.. boleh aku, tau data tentang siswa yang bernama Angel..”
Guru itu menatapku dengan penuh tanda Tanya. Namun aku memohon dengan sangat. Saat data itu ada ditanganku. Tubuh dan kakiku terasa bergemetar. Aku ikut mengecek semua SMS yang dikirimkan angel dan semuanya menghilang dari hendponeku.
Angel adalah siswa semester pertama yang menglengkapi nomor urut kelas kami yang ke 18. Ia adalah siswa berpretasi di sekolah kami.Ia selalu menjadi juara di setiap pertandingan atletik, sehingga mendapatkan jalur khusus sekolah disini. Suatu hari saat pekan olahraga antar sekolah akan diadakan, Angel menghilang dan tidak ditemukan hingga sekarang, Polisi menyatakan angel mati karena sebuah mayat gadis remaja ditemukan terbakar di sekitar rumahnya dan tubuhnya terbakar hingga tidak berbeka..Lalu mengapa Angel muncul padaku, jadi selama ini yang aku rasakan hanya ilusi. Semua berpikir aku aneh karena aku selalu bicara sendiri, mereka melihatku seorang diri saat bersama Angel.
Aku takut tapi rasa cintaku terlalu besar untuk takut. Aku berlari sambil menangis ke atap tempat angel berada.
“Angel…….. kenapa kamu muncul padaku. Kenapa? Ini ga adil.Kamu membuatku jatuh cinta padamu. Sedangkan kamu sadar aku dan kamu tidak pernah ada dalam cinta ini”
“ Kenapa angel.. kenapa.. “
Tangisku akan percuma karena dia tidak akan pernah muncul lagi, lukisan ditanganku hanya sebuah kenangan yang akan selamanya tidak pernah aku temukan lagi. Aku sadar aku punya satu permintaan terakhir yang bisa aku minta darinya. Aku pun berdiri diatas tiang pengaman sekolah, dan semua orang mengira aku akan bunuh diri. Aku mencoba berkonsetrasi dan bicara dalam hatiku.
“ Angel permintaan terakhirku, sampaikanlah pesan untukku, untuk apa kau datang dalam hidupku. Biarkan aku benar-benar merasa kita tidak pernah sia-sia”
Ketika aku membuka mataku. Aku melihat angel, di sebuah hutan kecil yang pernah ia tunjukkan padaku. Dan hanya terlihat saat kami berdiri disini. Aku berlari menuju kesana, dan aku menemukan satu hal yang sesungguhnya ingin angel sampaikan padaku.
Ia ingin melihat matahari setiap harinya. Namun gedung sekolah kami menutupi cahaya matahari itu. Angel menunjukkan padaku disanalah jasadnya berada, ia bukan mati karena terbakar seperti yang polisi katakan. Ia meninggal karena sebuah kecelakaan saat berlari di jalan sekitar sekolah, kemudian orang itu ketakutan dan menguburnya di hutan kecil sekolah. Ia hanya ingin ditempatkan di atas tanah dimana matahari bisa menyinarinya walaupun dia telah tiada.
Komentar
Posting Komentar
Give Comment dunk...
jangan just numpang lewat doank...
key...